Makalah Perawatan Luka
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Luka yang
sering di temukan adalah luka yang bersih tanpa kontaminasi,missal luka insisi
yang tertutup, luka-luka yang melibatkan saluran kemih, missal cecio caesaria
dibawah sekmen bawah. Oleh karena itu bidan harus pula mengetahui dan terampil
dalam melakukan perawatan luka pasca operasi.
Dalam
pengkajian luka harus memperhatikan kondisi klinis ibu, waktu dan tempat
operasi serta tampilan perawatan luka.
Keputusan
untuk membalut luka kembali juga harus mencakup keputusan apakah kebersihan
luka merupakan tindakan yang di identifikasi. Bila luka perlu di bersihkan dan
dibalut ulang perawatan hrus dilakukan dengan teknik bersih dengan air atau
normal salin. Bila luka tampak terinfeksi perlu dilakukan rujukan.
B. Tujuan
Perawatan
luka operasi bertujuan untuk meningkatakan proses penyembuhan jaringan dan
mencegah infeksi dan mempercepat proses penyembuhan luka oleh karena itu bidan
harus terampil dan melakukan perawatan luka pasca operasi.
BAB II
KONSEP DASAR
A. Pengertian
Merupakan
tindakan untuk merawat luka dan melakukan pembalut dengan tujuan mencegah
infeksi silang ( masuk melalui luka ) dan mempercepat prose penyembuhan luka.
1. Tahap respon inflantasi akut
terhadap cedera. Tahap ini dimulai saat terjadinya luka
2. Tahap destruktif, pada tahap ini
terjadi pemberian jaringan yang mati oleh leukosit polimer fenuklear dan
makrofag
3. Tahap poliferatif, pada tahap ini
pembuluh darah baru diperkuat oleh jaringa ikat dan mengifultasi luka.
4. Tahap maturasi, pada tahap ini
terjadi reepitalisasi, kontraksi luka dan organisasi jaringan ikat
B. Faktor yang
Mempengaruhi Penyembuhan Luka
Proses penyembuhan luka dipengaruhi oleh beberapa faktor :
1. Vaskularisasi, mempengaruhi luka
karena luka membutuhkan keadaan peredaran darah yang baik untuk pertumbuhan
perbaikan sel
2. Anemia ,memperlambat proses
penyembuhan luka mengingat perbaikan sel membutuhkan kadar protein yang cukup.
3. Usia , kecepatan perbaikan sel
berlangsung sejalan dengan pertumbuhan,kematangan usia seseorang.
4. Nutrisi,merupakan unsur utama dalam
membantu perbaikan sel terutama karena kandungan zat gizi yang terdapat
didalamnya.
5. Kemungkinan,obat-obatan,merokok dan
stress,mempengaruhi proses penyembuhan luka.
C. Perawatan
Luka Insisi
Luka
insisi dibersihkan dengan alcohol dan larutan suci hama(larutan betadine dan
sebagainya),lalu ditutup dengan kain penutup luka,secara penodik pembalut luka
diganti dan luka dibersihkan.Dibuat pula catatan kapan benang/orave,dicabut dan
dilonggarkan.Diperhatikan pula apakah luka sembuh perprinum atau dibawah luka
terdapat eksudat.
D. Penatalaksanan
luka dengan eksudat :
1. Luka dengan sedikit eksudat di tutup
dengan band and operative dressing.
2. Luka dengan eksudat sedang di tutup
dengan tegal filmated swabs atau dengan pembalut luka lainnya.
3. Luka dengan eksudat banyak ditutup
dengan surgipad atau di kompres dengan cairan suci hama lainnya.
Untuk
memberikan kenyamanan dan kebebasan bergerak bagi penderita, sebaiknya di pakai
gurita.
E. Komplikasi
luka insisi
1.
Sebagai luka sembuh dan tertutup baik, sebagian lagi dengan
eksudat sebagian lagi dalam sejumlah sedang atau banyak akan keluar melalui
lubang-lubang(fisdel)
2.
Luka terbuka sebagian bernanah dan berinfeksi
3.
Luka terbuka seluruhnya dan usus kelihatan
- Tempat perawatan pasca operasi atau bedah
Setelah tindakan di kamar operasi ,
penderita dipindahkan dalam kamar rawat (recovery room) yang di lengkapi dengan
alat pendingin kamar udara setelah beberapa hari. Bila keadaan penderita gawat,
segera pindahkan ke unit kamar darurat(intensive care unit)
-
Pemberian cairan
Karena selama 24 jam pertama
penderita Puasa Pasca Operasi (PPO), maka pemberian cairan perinfus harus cukup
banyak perban mengandung elektrolit yang diperlukan, agar jangan terjadi
hipertemia, dehidrasi, dan komplikasi pada organ-organ tubuh lainnya.
-
Nyeri
Sejak penderita sadar, dalam 24jam
pertama. Rasa nyeri masih dirasakan di daerah operasi, untuk mengurangi rasa
nyeri di berikan obat-obatan anti septic dan penenang seperti suntikan
intramuskuler pthidin dosis 100-150 mg atau morfin sebanyak 10-15 mg atau
secara perinfus atau obat lainnya.
-
Mobilisasi
Mobilisasi segera tahap demi tahap
sangat berguna untuk membantu jalan-jalannya penyembuhan penderita, kemajian
mobilisasi bergantung pula pada jenis-jenis operasi yang di lakukan oleh
komlikasi yang mungkin di jumpai. Secara psikologis hal ini memberikan pula kepercayaan
pada si sakit bahwa ia mulai sembuh.
Perubahan gerakan dan posisi yang
harus di terangkan kepada penderita atau keluarga yang menunggunya.
Mobilisasi berguna untuk mencegah
terjadinya trombisis dam emboli sebaiknya, bila terlalau dini melakukan mobilisasi
dapat mempengaruhi penyembuhan operasi, jadi mobilisasi secara teratur dan
bertahap serta di ikuti dengan istirahat adalah yang paling di anjurkan.
-
Pemberian obat-obatan
Antibiotik, kemoterapi dan antiflamasi
Cara pemilihan dan pemberian anti
biotika sangat berbeda-beda disetiap institut, bahkan dalam satu institutepun
masing-masing dokter mempunyai cara dan pemilihan yang berlainan.
Sebagai pedoman umum kira-kira
sebagai berikut:
1. Sebelum melakukan uji biakan
(culture test) dan uji kepekaan (sensitive test), pilihan antibiotika. Pilihan
antibiotika. Pembunuh kuman gram negative sebagai obat peroral atau sebaliknya.
2. Setelah hasil uji-makan dan uji
kepekaan di terima, berikan obat dengan berpedoman dengan misi uji laboratorium
tersebut dengan cara seperti diatas.
3. Posisi obat harus tepat dan akurat
serta bersifat spektrum luas (Groad – Spektrum).
4. Obat-obat pencegah perut kembung.
Untuk
mencegah perut kembung dan untuk memperlancar kerja saluran pencernaan dapat
diberikan obat-obatan secara subkutan dan peroral, diantaranya : plasil, perim
peran, prostigmin, dan sebagainya. Apabila terjadi distansi abdomen, yang
ditandai dengan adanya perut kembung dan meteorimus, dilakukan dekompresi
dengan pemasangan pita rektal dan pita hasal. Boleh juga diberikan supporitoria
bisa codyl, 36 jam pasca bedah.
5. Obat-obatan Lainnya.
Untuk
meningkatkan vitalis dan keadaan umum penderita dapat diberikan roboronsia,
obat anti inflamasi, atau bahan tranfusi darah pada penderita yang anemis.
6. Perawatan Putih.
Setelah
selesai operasi, dokter bedah dan anestesi telah membuat rencana pemeriksaan
rutin atau (check up) bayi penderita pasca bedah yang diteruskan kepada dokter
atau nakes lain.
Hal-hal
yang harus diperhatikan dalam pemeriksaan dan pengukuran, yang diukur adalah:
o
Tekanan darah
o
Jumlah nadi per menit
o
Frekuensi pernafasan per menit
o
Jumlah cairan masuk dan keluar (urine)
o
Suhu badan
o
Pemeriksaan lainnya menurut jenis operasi kasus periksaan
dan pengukuran tersebut sekurang-kurangnya dilakukan setiap 4 jam sekali dan
dicatat dalam status penderita.
F. Peralatan
dan Perlengkapan
1.
Pinset anatomi
2.
Gunting dan plester
3.
Kapas sublimar
4.
Bak instrument dan handscoon
5.
Bengkok
6.
Waskom berisi larutan klorin
7.
Kassa steril
8.
Troli
9.
Tempat tidur
10.
Perlak
11.
Larutan Nacl 0,9 %
12.
Betadine
13.
Kapas alcohol
14.
Peralatan cuci tangan
G. Prosedur
Kerja
1. Beritahu pasien tindakan yang akan
dilakukan.
2. Siapkan bahan dan alat secara
ergonomis.
3. Pasang sampiran.
4. Atur posisi pasien senyaman mungkin.
5. Pasang perlak dan pengalasnya
dibawah daerah yang akan dilakukan perawatan.
6. Cuci tangan dengan sabun dan air
mengalir.
7. Pakai sarung tangan (handscoon).
8. Olesi plester dengan kapas alcohol,
agar mudah dan tidak sakit saat plester dibuka.
9. Buka plester dan kasa dengan
menggunakan pinset, buang dalam bengkok.
10. Kaji luka (tekan daerah sekitar
luka, lihat sudah kering atau basah.
11. Bersihkan luka dengan larutan
antiseptic atau larutan gram faal.
12. Buang kasa yang telah digunakan
kedalam bengkok.
13. Keringkan luka dengan menggunakan
kassa yang baru.
14. Berikan salep antiseptic.
15. Tutup luka dengan kassa dan memasang
plester.
16. Rapikan pasien.
17. Bereskan alat.
18. Lepas sarung tangan (masukkan
kedalam Waskom berisi larutan klorin 0,5% selama 10 menit ).
19. Cuci tangan dengan sabun dan air
mengalir, keringkan dengan handuk.
20. Dokumentasikan tindakan yang telah
dilakukan.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Perawatan luka operasi
Merupakan
tindakan untuk merawat luka dan melakukan pembalutan dengan tujuan mencegah
infeksi slang ( masuk melalui luka ) dan mempererat proses penyembuhan luka.
Proses penyembuhan luka
1. Tahap Respon
2. Tahap destruktif
3. Tahap poliferatif
4. Tahap masturbasi
Faktor
–faktor yang mempengaruhiv
1. Faskularisasi
2. Anemia
3. Usia
4. Nutrisi
5. Kegemukan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
KDPK,
Yuni _ Kusumawati, S.SIT.2008. Fitramanya. YOGYAKARTA.
KDPK
Kebidanan , Musrifasul Uliyah, A.Aiz Alimun Hidayat . 2006 , Salemba Medika
Jakarta
Sinopsis
Obstetri Edisi 2. PT. Rustam Mochtari ECG. 1998 Jakarta
http://insanimj.blogspot.com/2010/10/makalah-perawatan-luka.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar